JAKARTA - Pengamat Politik dari LIPI Ikrar Nusa Bhakti mengatakan benang kusut kasus mafia hukum dan pajak dapat terurai dengan menggali informasi dari para preman pajak, yakni Susno Duadji, Gayus Tambunan, dan Cirus Sinaga.
"Kita punya preman pajak yang merupakan aset kita untuk membongkar kasus mafia hukum. Yang pertama Susno Duadji, Gayus Tambunan, dan Cirus Sinaga," kata dia dalam Diskusi Polemik bertema 'Setelah Gayus Divonis' di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (22/1/2011).
Ikrar berharap, jangan sampai Gayus hilang atau dihilangkan juga Cirus. Mereka harus dijaga karena aset yang bisa membongkar tabir misteri kasus Gayus, Antasari, juga IT KPU terkait perolehan suara 70 persen suara SBY dalam Pilpres lalu. "Semua ini sudah seperti gurita, benang kusut dan tali temali yang bila diurai keliatan terbuka semua," ungkapnya
Dia menambahkan, persoalan mafia pajak harus dihabisi untuk menciptakan Indonesia lebih bersih. "Lebih baik, ketimbang menutupi dan meletakkan mega skandal di bawah karpet," katanya.
Sebetulnya, kata Ikrar, Gayus tidak sepenuhnya berbohong. "Kenapa saya katakan, coba beberap kali dia ketemu Satgas dan pak Ito. Itu semua ada catatannya dan juga di BAP. Lalu berapa uang yang didapat, ada Rp28 miliar dan Rp74 miliar," imbuhnya.
Kalau itu ada catatannya, di manakah uang itu? Kalau habis kenapa bisa habis? Kenapa di pengadilan kok cuma Rp500 juta yang dipersoalkan. "Saya kira hal aneh terjadi selama proses pengadilan Gayus ini," bebera dia.
Menurutnya, harus diingat poin pertama dari 15 program pemerintah SBY-Boediono adalah pemberantasan mafia hukum. Maukah Presiden mempermalukan dirinya sendri kembali di depan rakyatnya bahwa ternyata mafia hukum ini bagian dari rekayasa?
"Saya juga menagih janji pak Busyro. Mampukah beliau selesaikan kasus mafia hukum? Nggak usah Century, kasus Gayus aja dulu deh. Mari kita bantu dan kawal Presiden SBY untuk menyelesaikan kasus ini," pungkas Ikrar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar