BEBERAPA pilihan alat kontrasepsi atau pengaman seks mensasar wanita sebagai penggunanya. Namun pria, sebenarnya Anda lah sasaran yang makin kencang didekati.
Pada dasarnya, kondom merupakan alat kontrasepsi yang ditujukan bagi pria, meski belakangan juga ada kondom wanita. Bagi pria berpasangan yang tak bisa memendam hasrat seksual hanya dengan satu istri, sejauh ini kondom masih menjadi pilihan terbaik.
Namun sayang, pemakaian kondom masih sangat minim bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Data Kementerian Kesehatan 2010 memaparkan, hanya 30 persen pria yang senang jajan seks mau memakai kondom.
“Pria membeli seks hanya 30 persen yang pakai kondom. Padahal, jumlah mereka diperkirakan 3,1 juta orang,” kata Fonny J Silfanus MD MSc, Wakil Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) pada media gathering Pekan Kondom Nasional di Menara Gracia, Jakarta, Kamis (20/1/2011).
Meski produsen kondom Sutra & Fiesta sendiri mengklaim bahwa angka pemasaran produknya meningkat sejak 2006, jumlah tersebut belum cukup signifikan dengan jumlah penduduk Indonesia.
“Dari sebelumnya 20 juta per tahun pada 2006, kini mencapai 180 juta per tahun untuk distribusi komersial dan pemerintah (dibagikan ke masyarakat-red). Seharusnya bisa double atau triple dari itu mengingat penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang,” jelas Todd Callahan, Country Director dkt Indonesia pada kesempatan yang sama.
“Kita berharap bisa mencapai 70 persen pada 2011, jika berkaca dari MDG. Karena, peningkatan angka kasus AIDS sangat pesat melebihi penasun (pengguna narkoba suntik-red),” timpal Fonny.
Kondom jadi kebiasaan, banyak nyawa terselamatkan
Kondom masih belum menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Faktanya, penggunaan kondom hanya 1 persen dibanding penggunaan alat kontrasepsi lainnya, seperti IUD, suntik, pil, susuk, dan sebagainya yang lebih mensasar wanita.
Masih minimnya pemanfaatan kondom di Indonesia sangat berbeda dengan penduduk Jepang yang sudah akrab dengan kondom sejak usia muda. Alhasil, peningkatan angka pengidap AIDS lewat hubungan seks di sana jarang terjadi.
“Di Jepang, AIDS sebatas terjadi hanya pada penderita hemofilia. Penularan lewat seks jarang karena kondom sudah jadi habit,” tutur Irwan Julianto, pemerhati AIDS lulusan Master of Public Health Harvard University, Boston.
Kejadian AIDS di Indonesia, ditukaskan Irwan, sudah mencapai epidemi yang sudah mulai matang, atau masuk fase penularan ke-4 dan 5. Sebagai informasi, fase pertama penularan adalah kalangan biseksual, fase kedua adalah pekerja seks komersil, fase ketiga adalah pelanggan seks, fase keempat adalah istri yang tidak selingkuh, dan fase kelima adalah bayi.
Dengan pria pembeli seks makin disasar sebagai pemakai kondom, diharapkan akan banyak nyawa terselamatkan.
“Kalau Anda datang ke RSCM, tiap pekan ibu hamil yang datang dengan HIV positif jumlahnya mencapai belasan bahkan puluhan. Ini di Jakarta, bagaimana di kota-kota lain?,” kata jurnalis senior yang pernah mendapat Francois Xavier Bagnoud Essay Award for Health and Human Rights atas esainya "Street Children and Their Vulnerability towards HIV/AIDS".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar